Gubernur DKI Jakarta secara resmi menutup 27 SPBU yang berada di jalur hijau. Tahun depan puluhan pom bensin ini akan diubah menjadi taman.
Gubernur bersama Menteri Negara Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni, dan Wali Kota Jakarta Selatan secara simbolis menanam pohon di SPBU Semanggi yang akan diubah menjadi taman. Gubernur juga memasang conblok sebagai tanda bahwa SPBU ini tidak akan menjadi pom bensin.

SPBU Semanggi ini milik keluarga pahlawan Jenderal Yos Sudarso. Mereka tidak mengajukan keberatan atas pembongkaran tersebut. Aktivitas pembelian bahan bakar memang sudah tidak dilakukan sejak lama karena pasokan bahan bakar diberhentikan Pertamina sejak 22 Oktober lalu. Lokasi SPBU ini memang strategis karena berada di Jalan Jenderal Sudirman. SPBU ini pun satu-satunya pom bensin yang berada di jalan utama kota ini.

Hingga Desember nanti akan ada 27 SPBU yang akan ditutup. Hingga kini sudah ada berapa SPBU yang sudah ditutup, di antaranya SPBU Jalan Mataram, Jakarta Selatan yang sudah rata dengan tanah. Ada juga SPBU yang baru mesin dispensernya saja yang sudah dicopot seperti SPBU Kwitang. Kenapa baru sekarang ditutup, karena surat keputusan (SK) gubernurnya baru ada tahun ini.

Selain 27 SPBU ini sudah tidak ada SPBU lain yang melanggar izin peruntukan lahan di jalur hijau maupun daerah milik jalan (damija). "Ini terlihat dari formulir pembangunan SPBU di mana sudah tidak ada yang melanggar peruntukan.

Untuk melancarkan teknis penutupan, pihaknya telah mengalokasikan dana Rp50 juta untuk penutupan, Rp25 juta untuk sosialisasi, dan sekitar Rp13,5 miliar untuk pembangunan taman.

Penambahan ruang terbuka hijau (RTH) memang menjadi prioritas dalam penataan ruang berkelanjutan di DKI Jakarta. Saat ini, katanya, luas areal RTH baru mencapai 9,3 persen dari luas wilayah Jakarta. "Kami akan terus tingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah. Salah satu cara penambahannya adalah dengan menutup 27 SPBU yang berada di jalur hijau dan hunian-hunian liar.

Gerakan untuk pelestarian lingkungan juga akan dilakukan seperti gerakan penanaman pohon, pembuatan sumur resapan, dan biopori, pengurangan tingkat polusi udara dan pencemaran lingkungan, pelaksanaan pogram Hari Bebas Kendaraan Bermotor yang kesemuanya tetap menjadi program prioritas. "Berbagai aktivitas telah banyak membebani lingkungan.

Meminta keterlibatan semua pihak terutama pemerintah pusat, masyarakat, dan pihak swasta serta pemerintah daerah sekitar dalam program pembangunan berkelanjutan ini. Harus ada pembagian peran dan tanggung jawab dari seluruh pemangku kepentingan dalam penataan dan pemanfaatan ruang sehingga dapat terwujud kualitas lingkungan hidup yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Ini semua demi kebaikan warga DKI Jakarta juga agar lingkungan ini tetap asri dan enak dipandang.

sumber : okezone.com

Comments (0)