Dimulai tentang cerita pemberontakan Ki Ageng Kutu seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke 15. Dia murka terhadap pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan perilaku yang korup dia juga tahu bahwa kerajaan majapahit akan runtuh. Untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui seni pertunjukan Reog, yang merupakan sindiran terhadap sang Raja. Pagelaran reog ini juga untuk mencari simpati dari masyarakat lokal.

Dalam pertunjukan Reog ini ditampilkan menggunakan kepala singa/Raja hutan yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemlak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu.

Pesan dari Nanda Lovers : Jaga dan lestarikanlah kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa dan Negara kita Indonesia tercinta, jangan sampai direbut oleh pihak-pihak lain yang ingin mengambil keuntungan dari kebudayaan kita.

Sumber : Wikipedia.org

Comments (0)