Bank Danamon menggelontorkan Rp4,7 miliar untuk menangani sampah pasar. Dana CSR tersebut untuk mengolah sampah pasar menjadi pupuk organik sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Bank Danamon mengalokasikan Rp4,7 miliar selama dua tahun untuk mengolah sampah pasar di 31 pasar di seluruh Indonesia. Dana tersebut disalurkan melalui yayasan yang dibentuk oleh Danamon yaitu Yayasan Danamon Peduli sebagai CSR perusahaan.
Dana tersebut dibagi menjadi Rp2,6 miliar di 2008 dan sekira Rp2,1 miliar di 2009. Dana investasi tersebut akan disebar pada 31 unit pasar di seluruh Indonesia. Satu unitnya akan dialokasikan sekira Rp100 juta-Rp120 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah kompos, mesin, mesin penyaring, laboratorium hingga tenaga pelatih.
Rincian unit kompos tersebut ada di Sulawesi (tujuh unit), Sumatra (empat unit) dan Jawa (20 unit). Program tersebut bekerja sama dengan 31 pemerintah daerah dalam membangun faslitas pengolahan sampah di pasar tradisional. Program ini pertama kali dicoba di pasar Ciputat Banten dan dilanjutkan di Bantul, Jogja, dan Sragen.
Hingga September 2009 ini, Danamon Peduli telah menyelesaikan 29 dari 31 unit kompos. Hingga akhir tahun, Yayasan Danamon Peduli akan meresmikan pabrik kompos di kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan) dan Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan). CSR perlu digelontorkan ke pasar tradisional karena saat ini ada 13.000 unit pasar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan akan menyusut 8,1 persen per tahun akibat pembangunan mall (supermarket). Sebaliknya pembangunan mall justru meningkat 30,4 persen per tahun di seluruh Indonesia. Sekitar 12,6 juta pedagang kecil berdagang di pasar. Lantas ada sekitar 50 juta orang menggantungkan perekonomiannya dari pasar. Maka dengan alokasi dana ke pasar tersebut diharapkan tingkat kesejahteraan pedagang di pasar tradisional meningkat. Mereka dapat membiayai hidup dan pendidikan anak-anaknya.
Semoga langkah yang dilakukan oleh Bank Danamon ini dapat diikuti oleh seluruh Bank yang ada di Indonesia, agar dapat tercipta lingkungan yang bersih dan asri bebas dari sampah-sampah.
Sumber : okezone.com
Rincian unit kompos tersebut ada di Sulawesi (tujuh unit), Sumatra (empat unit) dan Jawa (20 unit). Program tersebut bekerja sama dengan 31 pemerintah daerah dalam membangun faslitas pengolahan sampah di pasar tradisional. Program ini pertama kali dicoba di pasar Ciputat Banten dan dilanjutkan di Bantul, Jogja, dan Sragen.
Hingga September 2009 ini, Danamon Peduli telah menyelesaikan 29 dari 31 unit kompos. Hingga akhir tahun, Yayasan Danamon Peduli akan meresmikan pabrik kompos di kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan) dan Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan). CSR perlu digelontorkan ke pasar tradisional karena saat ini ada 13.000 unit pasar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan akan menyusut 8,1 persen per tahun akibat pembangunan mall (supermarket). Sebaliknya pembangunan mall justru meningkat 30,4 persen per tahun di seluruh Indonesia. Sekitar 12,6 juta pedagang kecil berdagang di pasar. Lantas ada sekitar 50 juta orang menggantungkan perekonomiannya dari pasar. Maka dengan alokasi dana ke pasar tersebut diharapkan tingkat kesejahteraan pedagang di pasar tradisional meningkat. Mereka dapat membiayai hidup dan pendidikan anak-anaknya.
Semoga langkah yang dilakukan oleh Bank Danamon ini dapat diikuti oleh seluruh Bank yang ada di Indonesia, agar dapat tercipta lingkungan yang bersih dan asri bebas dari sampah-sampah.
Sumber : okezone.com
06.13 |
Category:
Bisnis dan Ekonomi
|
0
komentar
Comments (0)